Juru Tagih Koperasi di Lampung Tewas Mengenaskan Di Tembak Di Kepala

3 min read

Kasus Penembakan Di Lampung Timur

Berita For4D – Seorang juru tagih koperasi di Kabupaten Lampung Timur tewas dalam kondisi mengenaskan. Korban ditembak di kepala dari jarak dekat saat kongko bersama rekannya. Kapolsek Labuhan Maringgai Komisaris Polisi (Kompol) Yusvin Argunan mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (16/12/2023) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

“Korban bernama Feri Ardiansyah, usia 29 tahun, bekerja sebagai juru tagih salah satu koperasi simpan pinjam di Lampung Timur,” kata Yusvin saat dihubungi, Sabtu sore.

Berdasarkan keterangan yang dihimpun kepolisian dari sejumlah saksi, peristiwa itu berawal saat warga Desa Margasari itu keluar untuk kongko bersama para temannya. Rombongan itu nongkrong di tepi sungai yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah korban. Sekitar pukul 02.00 WIB, datang seseorang yang tidak dikenal mengendarai sepeda motor matik dan berhenti di dekat korban.

“Setelah berhenti, pelaku langsung mengeluarkan senjata api dan menembak ke arah kepala korban,” katanya. Korban yang tertembak di bagian kepalanya langsung jatuh bersimbah darah.

Sedangkan, rekan-rekan korban yang terkejut dan ketakutan, langsung melarikan diri dari lokasi kejadian. Setelah pelaku meninggalkan lokasi kejadian, beberapa warga yang mengetahui peristiwa tersebut segera berupaya menolong korban dan melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Labuhan Maringgai. Yusvin mengatakan, pihaknya telah melakukan olah TKP, meminta keterangan saksi, dan mengumpulkan barang bukti.

“Kita masih selidiki untuk mengejar pelaku,” katanya.

Sempat Dapat Ancaman akan Ditembak

Di rumah korban, tangis pilu Yuliana Sari, pecah di sebuah rumah di Dusun IV, Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Sabtu (16/12/2023) siang. Yuliana meratapi nasib sang anak Feri Ardiansyah yang tewas di tembak kepala nyadi bantaran sungai Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Sabtu (16/12/2023) dini hari.

Herlina, tante korban, mengatakan, Feri sempat cerita kepada ibunya karena mendapat ancaman akan ditembak seseorang.

“Sebelum kejadian, ponakan saya malam Jumat cerita dengan ibunya, dia bilang bahwa pernah diancam orang akan di tembak, dan selang satu hari, benar saja ponakan kami ditembak,” terang Herlina sambil menangis lirih di sekeliling keluarga.

Sebelum kejadian, Feri yang baru pulang bekerja sebagai penagih pinjaman koperasi, sempat mengutarakan keinginan membahagiakan ibunya.

“Bu, saya ini belum bisa membahagiakan Ibu, pengen bener Feri ini Ibu umrah,” ujar Herlina menirukan perkataan Feri.

Herlina mengatakan, Feri kerja di sebuah koperasi, sebagai penagih hutang, Jadi setiap hari keliling. Setelah cerita dengan ibunya, Feri keluar dari rumah untuk main bersama rekannya sehabis magrib. Seperti biasa kata Herlina, keluarga tidak curiga karena memang Feri sering keluar malam.

Setelah 6 jam kepergian Feri dari rumahnya malam itu, keluarga dikejutkan dengan informasi pria satu anak itu ditembak dan tewas di tempat kejadian.

“Kami sekeluarga histeris jam 3 malam mendengar Feri celaka ditembak. Dalam hati saya apa yang dikatakan Feri bahwa dia diancam itu benar,” kata Herlina.

Sementara itu, kata Usup seorang remaja yang ada di lokasi kejadian penembakan mengatakan, pelaku menggunakan sepeda motor. Namun belum sempat memperhatikan wajah pelaku, dia langsung kabur setelah mendengar tembakan.

“Kami di lokasi lima orang sama korban. Jarak saya sama Feri hanya dua meter. Tahu- tahu ada sepeda motor menghampiri tidak lama dengar suara tembakan kami langsung berlari,” kata Usup saksi di lokasi.

You May Also Like

More From Author

1 Comment

Add yours

+ Leave a Comment