Berita For4D – Israel terus menyerang Rafah di Jalur Gaza, Palestina. Serangan itu dilakukan meski dunia mendesak agar Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata. Perang meletus di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Israel mengklaim serangan mereka ke Gaza ditujukan untuk menghancurkan Hamas yang telah melakukan serangan ke wilayah mereka dan menewaskan 1.200 orang serta menyandera ratusan lainnya.
Serangan militer Israel ke Gaza telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina dan menyebabkan lebih dari 70 ribu orang terluka. Jutaan warga Gaza juga menjadi pengungsi dan terancam kelaparan karena akses bantuan yang dibatasi Israel. Kini, Israel menyerang Rafah yang terletak di selatan Jalur Gaza. Serangan Israel ke Rafah itu ditentang oleh dunia, termasuk sekutunya, Amerika Serikat (AS).
Rafah merupakan lokasi yang menjadi tempat mengungsi jutaan orang di Gaza. Rafah juga menjadi satu-satunya jalur perbatasan dari Mesir untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kini, Israel menyerang Rafah yang terletak di selatan Jalur Gaza. Serangan Israel ke Rafah itu ditentang oleh dunia, termasuk sekutunya, Amerika Serikat (AS). Rafah merupakan lokasi yang menjadi tempat mengungsi jutaan orang di Gaza. Rafah juga menjadi satu-satunya jalur perbatasan dari Mesir untuk mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meski demikian, Israel bersikeras menyerang Rafah. Mereka juga memaksa warga pergi dari Rafah.
Dilansir AFP, Minggu (12/5/2024), para saksi mata mengatakan Israel telah melakukan serangan di Rafah dekat perbatasan Mesir pada hari Sabtu (11/5) waktu setempat. Asap terlihat membubung di atas kota tersebut. Israel telah memperluas perintah evakuasi di Rafah timur. Mereka juga menyebut 300.000 orang telah meninggalkan kota tersebut sejak tentara Israel mendesak orang-orang untuk meninggalkan Rafah awal pekan ini. Warga pin menumpuk tangki air, kasur dan barang-barang lainnya ke dalam kendaraan. Mereka bersiap untuk mengungsi lagi.
“Kami tidak tahu harus pergi ke mana,” kata Farid Abu Eida yang bersiap meninggalkan Rafah setelah mengungsi ke sana dari Kota Gaza.
“Tidak ada tempat tersisa di Gaza yang aman atau tidak penuh sesak. Tidak ada tempat lain yang bisa kami tuju,” ujarnya.
Israel memaksa warga pergi ke ‘zona kemanusiaan’ Al-Mawasi di pantai barat laut Rafah. Hamas pun menuduh Israel ‘memperluas serangan ke Rafah dengan memasukkan wilayah baru di tengah dan barat kota’. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan ‘kami telah melenyapkan puluhan teroris di Rafah timur’ dan tentara Israel mengklaim sedang memerangi ‘teroris bersenjata’ di perbatasan dan telah menemukan ‘banyak terowongan bawah tanah’.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan Gaza berisiko mengalami ‘bencana kemanusiaan yang besar’ jika Israel melancarkan operasi darat skala penuh di Rafah. Selain Rafah, Israel juga melakukan serangan di lokasi lain di Gaza. Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan ada dua orang dokter yang tewas di pusat kota Deir al-Balah akibat serangan Israel. Selain itu, bentrokan hebat dan tembakan keras dari helikopter Israel terus terdengar di Kota Gaza.
Uni Eropa Berang
Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, geram dengan sikap Israel. Michel mengatakan perintah Israel agar warga keluar dari Rafah tidak bisa diterima.
“Perintah evakuasi bagi warga sipil yang terjebak di Rafah ke zona tidak aman tidak dapat diterima,” tulis Michel di X dilansir AFP, Minggu (12/5/2024).
Michel mengatakan perintah dari Israel itu telah mengabaikan hukuman internasional. Uni Eropa mendesak Israel membatalkan rencana invasi di Rafah.
“Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional dan mendesak untuk tidak melakukan operasi darat di Rafah,” katanya.
Uni Eropa mendesak Israel segera mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Michel mengatakan Uni Eropa juga mendesak agar akses bantuan kemanusiaan di Gaza dapat dipermudah.
“Titik-titik persimpangan harus berfungsi sepenuhnya dan memungkinkan bantuan kemanusiaan yang penting dapat tersalurkan di tengah-tengah kelaparan yang mengamuk,” ujar Michel.
Biden Desak Gencatan Senjata dan Ancam Stop Kirim Senjata
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan gencatan senjata dalam perang Israel dan Hamas bisa dilakukan secepatnya. Biden menjelaskan gencatan senjata itu bisa terjadi besok jika Hamas membebaskan para sandera.
“Akan ada gencatan senjata besok jika Hamas membebaskan para sandera,” kata Biden dalam acara penggalangan dana di Seattle, Amerika Serikat, dilansir AFP.
Biden mengklaim gencatan senjata tergantung Hamas. Proses perdamaian di Gaza, katanya, bisa segera dilakukan jika Hamas telah membebaskan seluruh sanderanya.
“Israel mengatakan itu terserah Hamas, jika mereka ingin melakukannya, kita bisa mengakhirinya besok. Dan gencatan senjata akan dimulai besok,” kata Biden.
Pada Rabu (8/5), Biden telah memperingatkan Israel bahwa AS akan menghentikan pasokan peluru artileri jika pasukan Israel menyerang Rafah.
“Jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang telah digunakan, untuk menghadapi kota-kota tersebut,” kata Biden dalam wawancara televisi dengan CNN.
“Kami tidak akan memasok senjata dan peluru artileri yang telah digunakan,” sambungnya.
+ There are no comments
Add yours