Fenomena “Menghidupkan Kembali” Orang Mati di China

3 min read

Teknologi Hidupkan Mayat Di China Timur

Berita For4D — Di sebuah pemakaman yang sepi di China timur, seorang ayah yang sedang berduka, Seakoo Wu, mengeluarkan ponselnya, meletakkannya di atas nisan dan memutar rekaman putranya. Rekaman itu berisi kata-kata yang tidak pernah diucapkan oleh mendiang purranya, tetapi bisa diwujudkan dengan kecerdasan buatan.

“Saya tahu Anda sangat kesakitan setiap hari karena saya, dan merasa bersalah serta tidak berdaya,” kata Xuanmo, putranya dalam versi AI, dengan suara yang agak mirip robot.

“Meskipun saya tidak bisa berada di sisi Anda lagi, jiwa saya masih ada di dunia ini, menemani Anda menjalani hidup,” tambahnya.

Dilanda kesedihan, Wu dan istrinya telah bergabung dengan semakin banyak orang China yang beralih ke teknologi AI untuk menciptakan avatar yang mirip dengan orang yang telah meninggal. Pada akhirnya, Wu ingin membuat replika yang sepenuhnya realistis yang berperilaku seperti putranya yang telah meninggal, namun berada dalam realitas virtual.

“Setelah kami menyinkronkan realitas dan metaverse, saya akan memiliki anak saya lagi,” kata Wu.

“Saya bisa melatihnya … sehingga ketika dia melihat saya, dia tahu bahwa saya adalah ayahnya,” tambahnya, seperti dilansir dari AFP.

BACA JUGA : Tokoh Penting Habib Luthfi, Boy Rafli, dan Anak Ma’ruf Amin Kompak Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran

Beberapa perusahaan China menegklaim telah menciptakan ribuan manusia digital hanya dari 30 detik materi audiovisual almarhum. Para ahli mengatakan bahwa mereka dapat menawarkan kenyamanan yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang terpukul karena kehilangan orang yang mereka cintai. Namun, teknologi ini juga membangkitkan tema yang meresahkan dari serial fiksi ilmiah Inggris “Black Mirror”, di mana orang-orang bergantung pada AI canggih untuk mendapatkan dukungan saat berkabung.

Wu dan istrinya sangat terpukul ketika Xuanmo, anak semata wayang mereka, meninggal dunia akibat stroke mendadak tahun lalu pada usia 22 tahun ketika sedang kuliah di Universitas Exeter di Inggris. Setelah booming dalam teknologi pembelajaran mendalam seperti ChatGPT di Chinaa, Wu mulai meneliti cara untuk membangkitkannya kembali Dia mengumpulkan foto, video dan rekaman audio putranya, dan menghabiskan ribuan dollar AS untuk menyewa perusahaan AI yang melakukan kloning wajah dan suara Xuanmo. Hasilnya sejauh ini masih belum sempurna, tetapi dia juga telah membentuk tim kerja untuk membuat database yang berisi banyak sekali informasi tentang putranya. Wu berharap dapat memasukkannya ke dalam algoritme yang kuat untuk membuat avatar yang mampu meniru pola pikir dan pola bicara putranya dengan sangat presisi.

Beberapa perusahaan yang berspesialisasi dalam apa yang disebut “bot hantu” telah muncul di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Namun industri ini sedang berkembang pesat di China, menurut Zhang Zewei, pendiri perusahaan AI Super Brain dan mantan kolaborator Wu.

“Dalam hal teknologi AI, Tiongkok berada di kelas tertinggi di seluruh dunia,” kata Zhang dari ruang kerja di kota Jingjiang, China timur.

“Dan ada begitu banyak orang di China yang memiliki kebutuhan emosional, yang memberi kami keuntungan dalam hal permintaan pasar,” tambahnya.

Super Brain mematok harga antara 10.000 hingga 20.000 yuan (1.400-2.800 dollar AS) untuk membuat avatar dasar dalam waktu sekitar 20 hari, kata Zhang.

Mulai dari mereka yang telah meninggal hingga orang tua yang masih hidup yang tidak dapat menghabiskan waktu dengan anak-anak mereka serta, yang kontroversial, mantan pacar wanita yang patah hati.

You May Also Like

More From Author

1 Comment

Add yours

+ Leave a Comment