Video Korban Bully Tersebar Lagi, Guru Wajib Tahu Tips Mengatasi Bullying Di Sekolah

3 min read

Berita For4D – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengungkapkan 24,4 persen pelajar Indonesia masih mengalami perundungan atau bullying. Hal tersebut dipaparkan Nadiem berdasarkan hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 dan 2022 atau Rapor Pendidikan 2022 dan 2023. Berbagai bentuk perundungan seperti perundungan fisik, verbal, relasional, maupun perundungan daring (cyberbullying) masih rawan mengancam anak Indonesia hingga saat ini. Bahkan, Nadiem menyebut masih ada miskonsepsi yang menganggap perundungan sebagai cara “menguatkan mental” peserta didik.

“Ini adalah miskonsepsi yang sama sekali tidak benar karena pendidikan karakter semestinya tidak dilakukan dengan kekerasan yang bisa membuat anak-anak takut dan trauma,” kata Nadiem pada 20 Juli 2023, sebagaimana dikutip Kompas.com.

Penanganan perundungan tentu perlu menjadi perhatian berbagai elemen pendidikan, termasuk guru sekolah. Sebagaimana disarikan Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), berikut tips mengatasi perundungan yang terjadi di sekolah untuk guru.

Tips Mengatasi Perundungan di Sekolah

Para guru mesti terlibat aktif dalam melakukan penanganan perundungan di sekolah. Mereka harus membantu dan mendampingi korban. Guru juga perlu terlibat dengan pelaku dengan mendidik mereka terkait perilaku perundungan. Dengan demikian, pelaku diharapkan akan mengakui kesalahannya dan bisa berempati dengan korban. Apabila guru menerima laporan dari anak yang mengaku dirundung atau dilecehkan, berikut langkah-langkah yang harus diambil guru:

  1. Tanggapi kejadian yang dilaporkan dengan serius.
  2. Hargai dan ucapkan terima kasih kepada siswa karena telah melapor.
  3. Yakinkan siswa tersebut bahwa perundungan terjadi bukan karena salahnya.
  4. Tunjukkan empati.
  5. Bantu anak yang dirundung untuk membela dirinya sendiri. Yakinkan bahwa dia bisa mengatakan tidak suka jika dikerjai oleh temannya.
  6. Tanyakan kepada anak tentang apa yang dapat dilakukan untuk membuat dia merasa aman.
  7. Bicaralah dengan setiap anak yang terlibat dalam situasi ini secara terpisah. Hindari menyalahkan, mengkritik, atau meneriaki di depan wajah mereka. Dorong dan hargai nilai kejujuran.
  8. Pertimbangkan peran atau pengaruh “kelompok sebaya”. Perundungan terkadang dilakukan oleh kelompok. Jika perundungan dilakukan oleh seorang anak dengan bantuan atau dukungan dari anak-anak lain, mereka semua juga harus menanggung konsekuensi secara bersama, terutama agar mengetahui dampak perbuatan mereka kepada anak yang dirundung serta meminta maaf.
  9. Ambil tindakan kepada pelaku perundungan. Beri tahu si anak, orang tuanya, dan kelas mengenai perkembangan kasusnya dengan tetap menghormati semua pihak.
  10. Tindak lanjuti secara teratur dengan anak tersebut mengenai kemajuan yang telah dibuat terkait penanganan dan langkah-langkah sesudahnya.
  11. Jika perlu, carilah bantuan dari pihak eksternal. Ketika Anda menghadapi masalah yang parah atau signifikan yang tidak Anda ketahui cara mengatasinya, laporkan kepada guru konseling sekolah, atau pekerja sosial, atau psikolog. Anda mungkin perlu menghubungi Telepon Pelayanan Sosial Anak (TePSA) di 1500 771.

Selain langkah-langkah di atas, budaya anti-perundungan juga perlu diterapkan di sekolah. Guru bisa membiasakan budaya ini dengan cara meningkatkan kesadaran peserta didik terkait perundungan. Guru diharap menekankan perilaku yang baik, empati, dan tentang capaian prestasi bersama di sekolah kepada peserta didik. Selain itu, guru dan staf sekolah perlu mendapat pelatihan tentang cara mengatasi perundungan. Sekolah pun perlu melibatkan orang tua dan siswa untuk meningkatkan kesadaran terkait perundungan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours